Jakarta, Kompas.com - Sekitar 60 persen terumbu karang di perairan DKI Jakarta rusak parah akibat praktik pemboman ikan dan proses sedimentasi (pengendapan lumpur) dari sampah dan pemanfaatan lahan.
"Hanya 40 persen terumbu karang di Jakarta yang bagus sedangkan berkategori sangat bagus Cuma 15 persen," kata peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Dr Ono Kurnaen Sumadiharga di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, saat belum banyak praktik pemboman ikan dan sampah, 60 persen lebih terumbu karang di perairan Jakarta masih bagus. Namun setelah praktik pemboman ikan marak dilakukan pada tahun 1970-an, tempat bermain dan berkumpulnya komunitas laut tersebut banyak yang rusak. Apalagi setelah penduduk Jakarta dan daerah sekitarnya semakin banyak, jumlah sampah yang dibuang ke sungai lalu berakhir di laut pun meningkat.
Kerusakan juga diperparah oleh banyaknya pemanfaatan lahan untuk dijadikan perumahan, kantor, atau bangunan lain yang tanahnya terbuang ke laut. Tanah-tanah yang terbuang ke laut tersebut berubah menjadi lumpur dan menutupi atau mengendap di terumbu karang. "Terumbu karang akan mati jika tertutup Lumpur dan sampah," kata guru besar bidang oseanografi Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Untuk mengurangi kegiatan yang merusak terumbu karang itu, ia menyarankan agar pemerintah melarang pembuangan tanah ke laut atau kegiatan di pinggiran yang yang dapat mengabrasi tanah.
Selain itu, pemerintah jangan membiarkan pulau-pulau yang berada jauh dari pinggiran pantai menjadi pulau kosong. Karena praktik pemboman ikan dapat berlangsung bebas di sekitar pulau-pulau yang tidak berpenghuni. Menurut dia, jika perlu, pulau-pulau kosong itu dijadikan tempat wisata sehingga ada kegiatan di tempat tersebut. "Otomatis, pengelola kegiatan di tempat itu akan segera bertindak jika mengetahui ada praktik pemboman ikan," katanya.
Kompas.com
Crochet Nativity Christmas Finger Puppet
4 tahun yang lalu